Breaking News
-Hallo Selamat Datang di Blog myriosatriyo.blogspot.co.id- -follow akun twitter(@Rio8Satriyo), instagram (@riiosatriyo)

Saturday, 21 January 2017





SISTEM DIGITAL

Pengertian :
Sistem Digital (Sistem Logika) adalah suatu kumpulan elemen-elemen yang saling ber–INTER–AKSI dan yang dapat “MENGOLAH” (mem–PROSES) informasi, meng-KOMUNIKASI-kan informasi dan yang dapat “MENYIMPAN” (memory) informasi yang dinyatakan dalam bentuk Diskrit (Digit).
Sistem Digital dapat digambarkan dalam bentuk blok sbb:
 






Semua “Informasi” pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu :
1.      Informasi DISKRIT (digit)
2.      Informasi KONTINU (analog)
·         Reprisentasi Sistem Analog : suatu kuantitas yang dinyatakan dengan kuantitas lain, yang setiap perubahanya adalah kontinu.
·         Reprisentasi sistem Digital            : Kuantitas yang dinyatakan dengan kode/simbol, yang diwujudkan dalam  kuantitas diskrit. Setiap perubahan menghasilkan kuantitas yang tidak sepadan dan tidak kontinyu, langkah demi langkah.
Contoh : Informasi DISKRIT (digit) berupa angka-angka hasil pengamatan di laboratorium : 1A, 2A, 3A, 4A, 3A, 2A, 1A.
               Informasi KONTINU (analog) berupa kurva (grafik) yang dihasilkan dari angka-angka pengamatan di laboratorium yang saling dihubungkan.
I
 
Vin  Sin wt Volt
w = o ÷ ~
 
I = f(w) = frekwensi respon
 

Jadi angka-angka hasil pengamatan disini merupakan informasi bentuk digit, sedang hasil pengamatan yang berbentuk kurva merupakan informasi bentuk Analog.
Didalam sistem elektronik, informasi yang berbentuk DISKRIT (digital) biasanya dinyatakan dalam besaran ARUS (atau Tegangan) Listrik, Harga yang berbeda dari parameter ARUS (Teg) dipakai untuk menyatakan masing-masing digit.

Untuk me-MINDAHKAN informasi dari satu TITIK A ke TITIK B diperlukan kawat penghubung.


 







·         Apabila masing-masing kawat dari segerombol kawat mentramisikan Satu-Digit dari informasi disebut Komunikasi Pararel
·         Apabila satu kawat dipakai untuk mentramisikan Semua-Digit dari informasi secara ber URUTAN disebut KOMUNIKAI-SERI


 








CATATAN : Informasi berupa KODE : 101011101
  Didalam KOMPUTER, informasi hanya ditulis dalam bentuk peng-KODE-an yang mengenal hanya 2 simbol “0” dan “1”    ® Sehingga informasi dibentuk dari digit-digit tersebut, misalnya informasi berbentuk 1010111101 ® bentuk BINER
            Karena mengkomunikasikan informasi perlu WAKTU ® Jelas diperlukan sarana yang dapat Menyimpan informasi tersebut ® alat penyimpan informasi ini didalam sistem Digital disebut LATCH – Flip – Flop yang membentuk suatu REGISTER (Jaringan Memory).

            PENGOLAHAN-INFORMASI merupakan pembentukan Informasi Baru dengan mengubah informasi yang masuk sesuai dengan aturan-aturan yang sudah ditentukan (baku), contoh pengolahan informasi ini adalah “OPERASI-ARITMATIK”


 







            Rangkaian digital hanya bekerja dalam bentuk KODE-BINER (binary) yaitu hanya  MENGENAL ® dua keadaan.  OUTPUT ranagkaian hanya ada  ® Teg Rendah atau Teg Tinggi dan tidak ada harga tegangan lain, Harga PASTI Teg Output tidak penting, yang PERLU tegangan dapat dibedakan RENDAH atau TINGGI. DUA-KEADAAN output rangkaian digital tersebut dinyatakan dengan simbol “0” dan “1”,
                                                                      adi “0” ® Tegangan Rendah     Sistem Logika
                                                                            “1” ® Tegangan Tinggi        Positif
                                                                            “0” ® Tegangan Rendah     Sistem Logika
                                                                            “1” ® Tegangan Tinggi        Negatif
Disebut Sistem Logika KARENA mereka dapat dianalisa dengan pertolongan matematika ALJABAR BOOLE ® merupakan matematika teknik yang dipakai untuk masalah LOGIKA.
            Dalam sebagian besar Rangkaian Logika (digital) ® dioda, transistor dipakai sebagai komponen Switch untuk merubah dari Satu-Keadaan (satu tingkat tegangan ) ke Lain-Keadaan (ke lain Tegangan). Karena Switch dapat dibuka (off) dan di Tutup (on) ® Dua keadaan output rangkaian logika dapat dirancang sebagai keadaa “off” dan keadaa “on”. Untuk sistem logika positif ® dua keadaan ini sesuai dengan keadaan “1” dan “0”.
            Aplikasi rangkaian Logika /digital sangat luas terutama dalam bidang komputer digital, namun juga dapat dipakai dalam komunikasi, transfortasi, kedokteran, otomatisasi industri, sistem kontrol dll.

SISTEM BILANGAN
            Informasi didalam komputer ber-BentukKode dlam bilangan BINER sehingga perlu mengenal sistem-sistem bilangan serta cara transformasinya
BASIS atau RADIK
Ada macam-macam sistem bilangan, masing-masing sistem bilangan tersebut dibatasi oleh Basis atau Radik (radix): yaitu banyaknya angka atau digit yang digunakan.
Secara umum sistem bilangan dapat dirumuskan sebagai berikut :
N  = Bilangan
dn = Posisi digit bilangan  
            R  = Radik bilangan.

1. Sistem Bilangan Desimal/ Dasan
            Sistem bilangan ini mempunyai radix/ digit 10, sehingga mempunya 10 kode/simbol, yaitu :  0   1   2   3   4   5   6   7   8   9.
Bobot Bilangan Desimal
·         MSD ® Most Significant Digit, yaitu digit yang mempunyai bobot paling besar.
·         LSD ® Least Significant Digit, yaitu digit mempunyai bobot paling kecil

Contoh : bilangan desimal 256
                  2 menyatakan harga ratusan (= 200)
                  5 menyatkan harga puluhan (=50),
                  6 menyatakan harga satuan (= 6).
Jika diuraikan sbb:
256(10) = (2 x 102) + ( 5 x 101) + (6 x 100)
            = (2 x 100) + (5 x 10) + (6 x 1)
Dengan demikian nampak bahwa posisi digit 2 paling besar, sedang digit 6 paling kecil, maka 2 ® MSD, 6 ® LSD.
Catatan : Sitem bilangan Desimal sangat sulit diterapkan dalam perancangan sistem digital, karena sulit untuk membuat interval tegangan sampai 10 tingkatan, sehingga lebih akurat menggunakan sistem Biner karena hanya ada dua tingkatan dan mempunyai dua kode 0 dan 1
2. Sistem Bilangan Biner.
            Sistem bilangan Biner mempunyai digit/ radik/basis dua, sehingga mempunyai dua kode yaitu : 0 dan 1. Keuntungan menggunakan sistem bilangan Biner dapat diwujudkan oleh besaran elektrik. Sehingga dapat dengan mudah mengetahui nilei elektrik dari bilangan desimal biasa, bahkan juga kata-kata yang berupa perintah maupun informasi, setelah semua bilangan disandi dalam bilangan biner tersebut.
Bobot Bilangan Biner
·                                       MSB ® Most Significant Binary Digit / Most Significant BIT, yaitu digit bilangan biner yang mempunya bobot paling besar.
·                                       LSB ® Least Significant Binary Digit / Least Significant BIT, yaitu digit bilangan biner yang mempunya bobot paling kecil.
Catatan : Digit bilangan Biner disebut pula BIT
Contoh : Bilangan Biner 101101 ( 6 Bit)
               101101(2) = (1 x 25) + (0 x 24) + (1 x 23) + (1 x 22) + (0 x 21) + (1 x 20)
                               = (1 x  32) + (0 x 16) + (1 x 8) + (1 x 4) + (0 x 2) + (1 x 1)
Dari sini dapat kita lihat bahwa digit 1 paling kanan mempunyai bobot paling kecil (LSB). Sedang paling kiri mempunyai bobot paling besar (MSB).


 





Konversi dari bilangan Biner ke bilangan Desimal
Contoh :

1.                  1011001(2) = ……………(10)

 Solusi :
1011001(2) = (1 x 26) + (0 x 25) + (1 x 24) + (1 x 23) + (0 x 22) + (0 x 21) + (1 x 20)
=     64     +      0      +     16     +      8      +      0      +      0      +      1
= 89(10) = 89

2.                  11011,11(2)  = …………….(10)
Solusi :
11011,11(2)  = (1 x 24) + (1 x 23) + (0 x 22) + (1 x 21) + (1 x 20) + (1 x 2-1) + (1 x 2-2)
                          =     16     +      8      +      0      +     2       +      1      +    0,5      +    0,25
  =     27,75(10) = 27, 75

Konversi Desimal ke Biner
Contoh :
1.                    45(10) = ………………(2)
Solusi :
45 : 2 = 22, sisa 1        LSB               jadi 45(10) = 101101(2)
22 : 2 = 11, sisa 0
11 : 2 =   5, sisa 1
  5 : 2 =   2, sisa 1
  2 : 2 =   1, sisa 0
  1 : 2 =   0, sisa 1        MSB

2.                  23,75(10) = ……………(2)
23 : 2 = 11, sisa 1         LSB       0,75 x 2 = 1,5 = 0,5 ; dengan bawaan nilai 1        MSB
11 : 2 =   5, sisa 1                        0,5  x 2 =  1,0 = 0   ; dengan bawaan nilai 1        LSB
  5 : 2 =   2, sisa 1
  2 : 2 =   1, sisa 0                               Jadi 23,75(10) = 10111,11(2)
  1 : 2 =   0, sisa 1         MSB

3.      SISTEM BILANGAN OCTAL
Bilangan Octal hanya menggunakan delapan digit (Radik = 8), yaitu : 0 1 2 3 4 5 6 7. Dengan demikian bilangan Octal tidak pernah mempunyai angka 8, kecuali untuk menunjukan radiknya. Sistem bilangan Octal tidak digunakan dalam operasi aritmatik, melainkan untuk memendekan/ menyandi bingan Biner.
Konversi Octal ke Desimal
Contoh :
1.      543(8) = …………….(10)
543(8) = (5 x 82) + (4 x 81) + ( 3 x 80)
          =   320     +    32      +      3
          =  355(10) = 355
2.      65,64(8) = ……………(10)
65,64(8) = (6 x 81) + (5 x 80) + (6 x 8-1) + (4 x 8-2)
 =     48     +      5      +   0,75     +  0,0625
 =  53,8125(10) = 53,8125

Konversi Desimal ke Octal
Contoh :
      243(10) = ……………..(10)
243 : 8 = 30, sisa 3           LSB                  Jadi 243(10) = 363 (8)
  30 : 8 =   3, sisa 6
    3 : 8 =   0, sisa 3           MSB

Konversi Biner ke Octal
Contoh :
1.      101110011(2)  = …………..(8)
      Cara I,
Biner                           Desimal                          Octal
101110011(2)  = (1 x 28) + (0 x 27) + (0 x 26) + (1 x 25) + (1 x 24) + (0 x 23) + (0 x 22) +
                           (1 x 21) + (1 x 20)
  =  307 (10)
               307 (10)    =  563(8)
Cara II,
Perhatikan bobot bilangan Biner ……..24 , 23 , 22 , 21 , 20

                                                              16 ,  8 ,  4  , 2  , 1
sedang Sistem Octal kede paling tinggi adalah 7, jadi yang memungkingkan digunakan adal 4 , 2 , 1 karena 4 + 3 + 1 = 7.  Jadi untuk merunak Biner ke Octal sebagai berikut :


 




      Maka  101110011(2)  = 101  110  011(2)
                                        =   5      6      3 (8) = 563(8)
Keterangan :
101        = (1 x 4) + (0 x 2) + ( 1 x 1) = 4  + 0 + 1 = 5
110        = (1 x 4) + (1 x 2) + ( 0 x 1) = 4  + 2 + 0 = 6
011    = (0 x 4) + (1 x 2) + ( 1 x 1) = 0  + 2 + 1 = 3




Konversi Octal ke Biner.
Contoh :
           347(8) = ………….. (2)
 Caranya :  Setiap satu Digit Octal dirubah menjadi 3 Bit Biner.
  347(8)  = 011  100  111 = 011100111(2)
 Keterangan :
 3 = (0 x 4) + (1 x 2) + (1 x 1)  = 011
 4 = (1 x 4) + (0 x 2) + (0 x 1)  = 100
 7 = (1 x 4) + (1 x 2) + (1 x 1)  = 111

3.            SISTEM BILANGAN HEXSADESEMAL
Sistem bilangan heksadesimal mempunayai basis/radik/base 16, sehingga mempunya 16 lambang/kode, yaitu : 0  1  2  3  4  5  6  7  8  9  A  B  C  D  F. Sistem bilangan ini digunakan untuk menyandi / memendekan sistem bilangan biner. Salah satu bidang pengembangan yang paling luas dewasa ini adalah mikrokomputer. Pada saat anda memprogram, menganalisa maupun memeriksa sebuah mikrokomputer, Anda akan membutuhkan  bilangan heksadesimal.
Perhatikan Tael dibawah ini :


Desimal
Heksadesimal
Biner
Octal

Desimal
Heksadesimal
Biner
Octal
0
0
0000
0

8
8
1000
10
1
1
0001
1

9
9
1001
11
2
2
0010
2

10
A
1010
12
3
3
0011
3

11
B
1011
13
4
4
0100
4

12
C
1100
14
5
5
0101
5

13
D
1101
15
6
6
0110
6

14
E
1110
16
7
7
0111
7

15
F
1111
17

Konversi Heksadesimal Ke Biner
Caranya : Perhatikan kembali bobot bilangan Biner
      setiap satu Digit Heksadesimal dikonversi menjadi 4 bit Biner… 24 , 23 , 22 , 21 , 20

                                                                                                             16 ,  8 ,  4  , 2  , 1
sedang bilangan Hek  kode paling tinggi adalah F = 15, maka yang memungkinkan menggunkan 4 Bit yaitu 8  4  2  1 karena jika dijumlah sama dengan 15. Dengan demikian untuk mengkonversi dari bilangan heksa ke desimal dengan cara sbb :  setiap satu digit heksa dirubah menjadi 4 bit biner.
Contoh :
1.      4A7 (16) = ………………(2)
4A7 (16)  = 0100  1010  0111(2)  = 01001010011(2) = 1001010011(2)
Keterangan :
4 = (0 x 8) + (1 x 4) + (0 x 2) + (0 x 1)  = 0100
A= (1 x 8) + (0 x 4) + (1 x 2) + (0 x 1)  = 1010
7 = (0 x 8) + (1 x 4) + (1 x 2) + (1 x 1)  = 0111
2.      945,2B(16) = ……………….(2)
945,2B(16) = 1001  0100  0101 ,  0010  1011 (2)  = 100101000101,00101011 (2) 

Konversi Biner Ke Heksadesimal
Caranya : Kelompokan bilangan biner menjadi 4 bit dari bobot paling rendah atau dari komah jika terdapat komah (lihat contoh 2), kemudian  setiap 4 Bit Biner dirubah menjadi satu digit Heksadesimal dengan aturan 8421

Contoh :
1.  11101110001110(2) = 11  1011  1000   1110(2) =   0011  1011  1000   1110(2) = 3B8E(16)

  3         B        8         E
2.  110011101, 111001(2) = 1 1001  1101 , 1110  01(2)  = 0001 1001  1101 , 1110  0100(2)
                                   = 19D,E4(16)
Konversi Heksadesimal Ke Octal
Caranya : Setiap satu digit Heksadesimal dirubah menjadi 4 bit Biner dengan aturan 8421, kemudian setiap 3 bit Biner dirubah menjadi satu digit Octal dengan aturan 421.
Contoh :
1.      A3BF(16) = 1010  0011  1011  1111(2)
= 1  010  001  110  111  111(2)
= 001  010  001  110  111  111(2)
 =  1      2      1       6     7      7 (8) = 121677(8) ,        Jadi A3BF(16) = 121677(8)
2.      Ba,c3(16) = 1011  1010 , 1100  0011(2)
  = 10  111  010, 110  001 1(2)
  = 010  111  010, 110  001 100(2)
  =   2      7      2  ,   6       1     4(8)
  = 272,61(8)
Konversi  Octal Ke Heksadesimal
 Caranya : Setiap digit Octal dikonversi dulu menjadi 3 bit Biner(dasar 421), kemudian setiap 4 Bit Biner di Konversi menjadi satu digit Heksadesimal(dasar 8421).
Contoh :
1.      4567(8)    = …………….(16)
4765(8)    = 100  111  110  101(2)
   =  1001  1111  0101 (2)
   =  9F5(16)

2. 751,436(8) = 111  101  001,  100  011  110(2)
= 1  1110  1001,  1000 1111  0 (2)
= 0001 1110 1001 , 1000 1111 (2) 
= 1E9 , 8F(2)

SOAL-SOAL LATIHAN :
1.      Rubahlah bilangan biner dibawah ini kedalam bilangan Desimal
a.       110111                     c. 100111,1101
b.      101010                     d. 1111001,001
2.      Rubahlah bilangan desimal dibawah ini kedalam bilangan Biner.
a.       27                             c. 276,875
b.      59                             d. 49,435
3.  Rubahlah bilangan Octal dibawah ini kedalam bilangan Biner
a.   475                             c. 724,32
b.  267                             d. 652,71
3.       Rubahlah bilangan Hexsadesimal dibawah ini kedalam bilangan Octal
a.       AB7                         c. BF,AD
b.      FD2                          d. A7F,2E






















SISTEM SANDI

Pada perhitungan biasa, kebanyakan orang menggunakan bilangan Desimal. Perhitungan Biner hanya digunakan dalam mesin komputer atau peralatan digital. Sehingga untuk  menghubungkan antara perhitungan biasa oleh manusia dengan perhitungan oleh mesin digital perlu menjadi bilangan desimal ke bilangan yang di wujudkan oleh mesin digital tersebut .
* Sandi BCD.
               Jika setiap digit dari suatu bilangan biner dinyatakan dalam persamaan binernya, maka langkah pengkodean ini disebut Binery coded desimal (disingkat BCD). Karena digit desimal besarnya mencapai angka 9, maka diperlukan 4 bit untuk mengkode setiap digit (Kode biner untuk angka 9 ialah 1001).
Keuntungan dari Kode BCD.
-  Mudah mengubah menjadi desimal dan mengubahnya kembali dari desimal
Kerugiannya :
 Kode BCD sering tidak digunakan dalam komputer-komputer digiatl berkecepatan tinggi karena dua alasan :
- Kode BCD bilangan tertentu membutuhkan bit yang lebih banyak dari kode biner, oleh kerena itu kurang efisien. Ini penting dalam komputer-komputer digiatl karena jumlah tempat di dalam memori terbatas untuk dapat meyimpan bit-bit itu.
   Contoh :
               12710 = 0001 0010  0111 (BCD)
               12710 = 1111111(2)           (Biner)
-    Proses-proses aritmatik untuk bilangan-bilangan yang dinyatakan dalam kode BCD adalah lebih rumit daripada kode biner sehingga memerlukan rangkaian yang kompleks, sehingga kecepatan operasi-operasi arimatik semakin lambat.
·   SANDI 8421 BCD
   Maksud sandi 8421 BCD sering disebut sandi BCD saja, bahwa tiap kelompok empat bit bilangan biner ynag mengganti bilangan desimal mempunyai urutan bobot bilangan : 8, 4, 2, 1 (mulai dari MSB sampai LSB).
Untuk lebih jelasnya lihat tabel di bawah ini :
Tabel Sandi BCD
Desimal
8
4
2
1
 Konversi bilangan Desimal ke Kode BCD
 0
0
0
0
0
 Contoh :
1
0
0
0
1
 87610 akan diubah menjadi kode BCD
2
0
0
1
0
             8          7         6
3
0
0
1
1
4
0
1
0
0
             1000    0111     0110
5
0
1
0
1
Jadi   87610 = 1000 0111 0110 BCD
6
0
1
1
0

7
0
1
1
1

8
1
0
0
0

9
1
0
0
1

·   Sandi BCD lain :
Desimal
5421
2*421
7421
74
0
0000
0000
0000
0000
1
0001
0001
0001
0111
2
0010
0010
0010
0110
3
0011
0011
0011
0101
4
0100
0100
0100
0100
5
1000
1011
0101
1010
6
1001
1100
0110
1001
7
1010
1101
1000
1000
8
1011
1110
1001
1111
9
1100
1111
1010
1110

Tugas :
Buat Resume Tentang :
1.Sandi Gray
2.Sandi Exes-3
3.Kode ASCII
4.Bilangan Negatif

ALJABAR BOOLEAN
         Pada dasarnya Aljabar Boolean mempunyai persamaan dan pernyataan yang sama dengan Aljabar biasa, hanya ada beberapa dalil(hukum) yang hanya berlaku pada Aljabar Boolean.
         Aljabar Boolean (George Boole, seoarang matematikus bangsa Inggris 1815 – 1864) digunakan untuk mendesain logic system dan digital control system, sedangkan set biner digunakan pada komputer untuk perhitungan, untuk menggantikan sistem desimal.
Hukum-hukum Pada Aljabar Boolean
a.       Hukum Komutatif
A . B  = B . A
A + B =  B + A
b.      Hukum Assosiatif
A  .  B . C    =  (A . B) . C    = A . (B . C)
A + B + C   =  (A + B) + C  = A + (B + C)
c.       Hukum Distributif
A . (B +C)  =  A . B  +  A . C
A + B . C   =  (A + B)(A + C)
d.      Hukun Absoropsi/ Redundance Law
A  +  A . B  = A
A . (A + B) = A
A  +  A  = A
A   .  A  = A
e.       Hukum Indentity (Kedaan Universal)
     
f.       Fungsi yang berhubungan dengan 1 dan 0
A .  1 = A                    1 + 1 = 1
A + 1 = 1                     1 .  1 = 1
A .  0 = 0                     1 + 0 = 1
 A + 0 = A                    1 .  0 = 0
g.      Hukum De’morgan
h.  
      Dengan memakai hukum-hukum diatas maka dapat dibuktikan suatu persamaan dalam fungsi Boolean, misalnya :
Buktikan bahwa :
Bukti :                        Dapat dibuktikan dengan tabel kebenaran
                         
A
B
A +
A + B
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1

Terbukti dengan tabel kebenaran nilai
3.      Butikan : (A + B)(A + C) = A + BC
= A . 1 + BC
= A ( 1 + B) + BC
= A + AB + BC
= A . 1 + AB + BC
= A  (1 + C) + AB + BC
= A + AC + AB + BC
= AA + AC + AB + BC
= A (A + C) + B (A + C)
= (A + B)(A + C)
     Bukti dengan tabel kebenaran
A
B
C
BC
A + B
A + C
A + BC
(A +B)(A + C)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Nilai sama ( terbukti)
 
1
1


4.      Sederhanakan persamaan
Penyelesaian :
        
Cara membuat tabel kebenaran jika diketahui persamaan Boolean.
Contoh :Buatlah tebel kebenaran jika diketahui persamaan :
1.
2.
Penyelesaian

1.                                                             Kesimpulan :                          
A
B
C
AB
BC
AC
F=AB + BC + AC

INPUT
OUTPUT
0
0
0
0
0
0
0

A
B
C
F
0
0
1
0
0
0
0

0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0

0
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1

0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0

0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1

1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1

1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1

1
1
0
1








1
1
1
1


2.                                                                         Kesimpulan
A
B
C
(A+B)
B+C
F

INPUT
OUTPUT
0
0
0
1
1
1
0
0
0
1
1
1

A
B
C
F
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
1

0
0
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
0
0
1

0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0

0
1
0
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1

0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0

1
0
0
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
0
1

1
0
1
0
1
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0

1
1
0
1













1
1
1
0

KARNAUGH MAPS
v  Metode Aljabar untuk menyederhanakan fungsi binair dapat digunakan untuk menyelesaikan kasus “Sederhana”, dan akan menjadi sulit dan memakan waktu untuk fungsi yang berbentuk makin “Kompleks”,
·   Diperlukan penggunaan “Trick” tertentu untuk penyelesaian;
·   Sulit mengetahui secara meyakinkan, bahwa hasilna sudah “Final” dan tidak dapat disederhanakan lagi.
v  Metode Grafis digunakan untuk penyelesaian fungsi “Komplek” dan memberikan hasil yang paling sederhana, tanpa perlu menggunakan “trick” khusus.
·         Penyelesaian jauh lebih cepat disbanding dengan metode aljabar
·         Karnaugh Map terbentuk dari 2n persegi yang disususn dalam bentuk matrik, dimana parameter n = banyaknya variabel dari fungsi yang harus disederhanakan.
v  Keunggulan Metode Karnaugh Map (K-Map)
1.      Metode ini lebih cepat dan lebih mudah disbanding dengan penyederhanaan aljabar, dan tidak memerlukan usaha berlebihan untuk mencapai penyelesaian optimal.
2.      Bila terdapat lebih dari satu penyelesaian yang mungkin, K-Map akan dapat memperlihatkan hasil-hasil alternatif yang berbeda tersebut.
3.      Kondisi”Don’t Care” secara mudah dapat diambil untuk memperhitungkan dalam mencari penyelesaian.

v  Cara menyusun K-Map
1.      1 Variabel (A) , n = 1, maka 21 = 2 persegi











atau
 

 





2.      2 Variabel (AB), n = 2, maka 22 = 4 persegi



 







3.      3 variabel (ABC), n = 3, maka 23 = 8 persegi



 










4.      4 variabel (ABCD), n = 4, maka 24 = 16 persegi


 










5. 5 variabel (ABCDE), n = 5, maka 25 = 32 persegi


 










Contoh dalam penyelesaian dalam K-Map


 








Pada lingkaran 1 didapat sebagai berikut :
v  Pada kolom  dan terdapat variabel yang berlawanan yaitu B, maka tinggal variabel
v  Pada baris   dan C terdapat variabel yang berlawanan yaitu C, maka tinggal variabel
v  Maka  lingkaran 1, maka dapat disimpulkan f1 =
Dengan cara yang sama maka f2 = AD, dan f3 = AD, sehingga persamaan Boolean pada K-Map diatas adalah :
                           F = f1 + f2 + f3 =  + AD + AD
Dapat ditulis cara lain sebagai berikut :
                                 F =
                                    =



SOAL :
Carilah persamaan Boolean jika diketahui peta K-Map seperti dibawah ini :

















 





















No comments:

Post a Comment

Designed By