SISTEM DIGITAL
Pengertian :
Sistem Digital (Sistem Logika) adalah suatu kumpulan elemen-elemen yang
saling ber–INTER–AKSI dan yang dapat “MENGOLAH” (mem–PROSES)
informasi, meng-KOMUNIKASI-kan informasi dan yang dapat “MENYIMPAN”
(memory) informasi yang dinyatakan dalam bentuk Diskrit (Digit).
Sistem Digital dapat digambarkan dalam
bentuk blok sbb:
Semua “Informasi” pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu :
1.
Informasi DISKRIT (digit)
2.
Informasi KONTINU (analog)
·
Reprisentasi Sistem Analog : suatu kuantitas yang
dinyatakan dengan kuantitas lain, yang setiap perubahanya adalah kontinu.
·
Reprisentasi sistem Digital : Kuantitas yang dinyatakan dengan kode/simbol, yang
diwujudkan dalam kuantitas diskrit.
Setiap perubahan menghasilkan kuantitas yang tidak sepadan dan tidak kontinyu,
langkah demi langkah.
Contoh :
Informasi DISKRIT (digit) berupa angka-angka hasil pengamatan di laboratorium :
1A, 2A, 3A, 4A, 3A, 2A, 1A.
Informasi KONTINU (analog)
berupa kurva (grafik) yang dihasilkan dari angka-angka pengamatan di
laboratorium yang saling dihubungkan.
|
|
|
Jadi angka-angka hasil pengamatan disini merupakan informasi bentuk digit,
sedang hasil pengamatan yang berbentuk kurva merupakan informasi bentuk Analog.
Didalam sistem elektronik, informasi
yang berbentuk DISKRIT (digital) biasanya dinyatakan dalam besaran ARUS (atau
Tegangan) Listrik, Harga yang berbeda dari parameter ARUS (Teg) dipakai untuk
menyatakan masing-masing digit.
Untuk me-MINDAHKAN informasi dari satu
TITIK A ke TITIK B diperlukan kawat penghubung.
![]() |
·
Apabila masing-masing kawat dari segerombol kawat
mentramisikan Satu-Digit dari informasi disebut Komunikasi Pararel
·
Apabila satu kawat dipakai untuk mentramisikan
Semua-Digit dari informasi secara ber URUTAN disebut KOMUNIKAI-SERI
![]() |
CATATAN : Informasi berupa KODE : 101011101
Didalam KOMPUTER, informasi hanya ditulis
dalam bentuk peng-KODE-an yang mengenal hanya 2 simbol “0” dan “1” ® Sehingga informasi dibentuk dari
digit-digit tersebut, misalnya informasi berbentuk 1010111101 ® bentuk BINER
Karena mengkomunikasikan
informasi perlu WAKTU ® Jelas
diperlukan sarana yang dapat Menyimpan informasi tersebut ® alat penyimpan informasi ini
didalam sistem Digital disebut LATCH – Flip – Flop yang membentuk suatu
REGISTER (Jaringan Memory).
PENGOLAHAN-INFORMASI
merupakan pembentukan Informasi Baru dengan mengubah informasi
yang masuk sesuai dengan aturan-aturan yang sudah ditentukan (baku), contoh
pengolahan informasi ini adalah “OPERASI-ARITMATIK”
![]() |
Rangkaian digital hanya
bekerja dalam bentuk KODE-BINER (binary) yaitu hanya MENGENAL ® dua keadaan. OUTPUT ranagkaian hanya ada ® Teg Rendah atau Teg Tinggi dan tidak
ada harga tegangan lain, Harga PASTI Teg Output tidak penting, yang PERLU
tegangan dapat dibedakan RENDAH atau TINGGI. DUA-KEADAAN output rangkaian
digital tersebut dinyatakan dengan simbol “0” dan “1”,
“1” ® Tegangan Tinggi Positif
“1” ® Tegangan Tinggi Negatif
Disebut Sistem Logika KARENA mereka dapat dianalisa dengan
pertolongan matematika ALJABAR BOOLE ® merupakan matematika teknik yang
dipakai untuk masalah LOGIKA.
Dalam sebagian besar
Rangkaian Logika (digital) ® dioda,
transistor dipakai sebagai komponen Switch untuk merubah dari Satu-Keadaan
(satu tingkat tegangan ) ke Lain-Keadaan (ke lain Tegangan). Karena Switch
dapat dibuka (off) dan di Tutup (on) ® Dua keadaan output rangkaian logika
dapat dirancang sebagai keadaa “off” dan keadaa “on”. Untuk sistem logika
positif ® dua keadaan ini
sesuai dengan keadaan “1” dan “0”.
Aplikasi rangkaian Logika
/digital sangat luas terutama dalam bidang komputer digital, namun juga dapat
dipakai dalam komunikasi, transfortasi, kedokteran, otomatisasi industri,
sistem kontrol dll.
SISTEM BILANGAN
Informasi didalam komputer
ber-BentukKode dlam bilangan BINER sehingga perlu mengenal sistem-sistem
bilangan serta cara transformasinya
BASIS atau RADIK
Ada macam-macam sistem bilangan,
masing-masing sistem bilangan tersebut dibatasi oleh Basis atau Radik (radix):
yaitu banyaknya angka atau digit yang digunakan.
Secara umum sistem bilangan dapat
dirumuskan sebagai berikut :
N
= Bilangan
dn = Posisi digit
bilangan
R = Radik bilangan.
1. Sistem Bilangan
Desimal/ Dasan
Sistem bilangan ini
mempunyai radix/ digit 10, sehingga mempunya 10 kode/simbol, yaitu : 0
1 2 3
4 5 6
7 8 9.
Bobot Bilangan Desimal
·
MSD ® Most Significant
Digit, yaitu digit yang mempunyai bobot paling besar.
·
LSD ® Least
Significant Digit, yaitu digit mempunyai bobot paling kecil
Contoh : bilangan desimal 256
2
menyatakan harga ratusan (= 200)
5
menyatkan harga puluhan (=50),
6 menyatakan harga satuan (=
6).
Jika diuraikan sbb:
256(10) = (2 x 102)
+ ( 5 x 101) + (6 x 100)
= (2 x 100) + (5 x 10) + (6 x 1)
Dengan demikian nampak bahwa posisi
digit 2 paling besar, sedang digit 6 paling kecil, maka 2 ® MSD, 6 ® LSD.
Catatan : Sitem
bilangan Desimal sangat sulit diterapkan dalam perancangan sistem digital,
karena sulit untuk membuat interval tegangan sampai 10 tingkatan, sehingga
lebih akurat menggunakan sistem Biner karena hanya ada dua tingkatan dan
mempunyai dua kode 0 dan 1
2. Sistem
Bilangan Biner.
Sistem bilangan Biner
mempunyai digit/ radik/basis dua, sehingga mempunyai dua kode yaitu : 0 dan 1.
Keuntungan menggunakan sistem bilangan Biner dapat diwujudkan oleh besaran
elektrik. Sehingga dapat dengan mudah mengetahui nilei elektrik dari bilangan
desimal biasa, bahkan juga kata-kata yang berupa perintah maupun informasi,
setelah semua bilangan disandi dalam bilangan biner tersebut.
Bobot Bilangan Biner
·
MSB ® Most Significant
Binary Digit / Most Significant BIT, yaitu digit bilangan biner yang mempunya
bobot paling besar.
·
LSB ® Least
Significant Binary Digit / Least Significant BIT, yaitu digit bilangan biner
yang mempunya bobot paling kecil.
Catatan : Digit bilangan Biner disebut pula BIT
Contoh : Bilangan Biner 101101 ( 6 Bit)
101101(2) = (1 x 25) +
(0 x 24) + (1 x 23) + (1 x 22) + (0 x 21)
+ (1 x 20)
= (1 x
32) + (0 x 16) + (1 x 8) + (1 x 4) + (0 x 2) + (1 x 1)
Dari sini dapat kita lihat bahwa digit 1
paling kanan mempunyai bobot paling kecil (LSB). Sedang paling kiri mempunyai
bobot paling besar (MSB).
![]() |
Konversi dari bilangan Biner ke bilangan Desimal
Contoh :
1.
1011001(2) = ……………(10)
Solusi :
1011001(2) = (1 x 26) + (0 x 25) +
(1 x 24) + (1 x 23) + (0 x 22) + (0 x 21)
+ (1 x 20)
= 64 +
0 + 16
+ 8 +
0 + 0
+ 1
= 89(10) = 89
2.
11011,11(2) = …………….(10)
Solusi :
11011,11(2) = (1 x
24) + (1 x 23) + (0 x 22) + (1 x 21)
+ (1 x 20) + (1 x 2-1) + (1 x 2-2)
= 16
+ 8 +
0 + 2
+ 1 +
0,5 + 0,25
= 27,75(10) = 27, 75
Konversi
Desimal ke Biner
Contoh :
1.
45(10) =
………………(2)
45 : 2 = 22, sisa 1
LSB jadi 45(10)
= 101101(2)
22 : 2 = 11, sisa 0
11 : 2 = 5, sisa 1
5 : 2 = 2, sisa 1
2 : 2 = 1, sisa 0
1 : 2 = 0, sisa 1 MSB
2.
23,75(10) = ……………(2)
11 : 2 = 5, sisa 1 0,5 x 2 =
1,0 = 0 ; dengan bawaan nilai
1 LSB
5 : 2 = 2, sisa 1
2 : 2 = 1, sisa 0 Jadi 23,75(10) =
10111,11(2)
1 : 2 = 0, sisa 1 MSB
3.
SISTEM BILANGAN OCTAL
Bilangan Octal hanya
menggunakan delapan digit (Radik = 8), yaitu : 0 1 2 3 4 5 6 7. Dengan demikian
bilangan Octal tidak pernah mempunyai angka 8, kecuali untuk menunjukan
radiknya. Sistem bilangan Octal tidak digunakan dalam operasi aritmatik,
melainkan untuk memendekan/ menyandi bingan Biner.
Konversi Octal ke
Desimal
Contoh :
1.
543(8) = …………….(10)
543(8) =
(5 x 82) + (4 x 81) + ( 3 x 80)
=
320 +
32 + 3
=
355(10) = 355
2.
65,64(8) = ……………(10)
65,64(8)
= (6 x 81) + (5 x 80) + (6 x 8-1) + (4 x 8-2)
=
48 + 5
+ 0,75 +
0,0625
=
53,8125(10) = 53,8125
Konversi Desimal ke Octal
Contoh :
243(10)
= ……………..(10)
30 : 8 =
3, sisa 6
3 : 8 =
0, sisa 3 MSB
Konversi Biner ke Octal
Contoh :
1.
101110011(2) = …………..(8)
Cara I,
101110011(2) = (1 x 28) + (0 x 27) +
(0 x 26) + (1 x 25) + (1 x 24) + (0 x 23)
+ (0 x 22) +
(1 x 21)
+ (1 x 20)
= 307 (10)
307 (10) =
563(8)
Cara II,
16 , 8 , 4 , 2 , 1
sedang Sistem Octal
kede paling tinggi adalah 7, jadi yang memungkingkan digunakan adal 4 , 2 , 1
karena 4 + 3 + 1 = 7. Jadi untuk merunak
Biner ke Octal sebagai berikut :
![]() |
Maka 101110011(2) = 101
110 011(2)
= 5
6 3 (8) = 563(8)
Keterangan :
101
= (1 x 4) + (0 x 2) + ( 1 x 1) = 4 + 0 + 1 = 5
110
= (1 x 4) + (1 x 2) + ( 0 x 1) = 4 + 2 + 0 = 6
011 = (0 x 4) + (1 x 2) + ( 1 x 1) = 0 + 2 + 1 = 3
Konversi Octal ke Biner.
Contoh :
347(8)
= ………….. (2)
Caranya :
Setiap satu Digit Octal dirubah menjadi 3 Bit Biner.
347(8) = 011
100 111 = 011100111(2)
Keterangan :
3 = (0 x 4) + (1 x 2) + (1 x 1) = 011
4 = (1 x 4) + (0 x 2) + (0 x 1) = 100
7 = (1 x 4) + (1 x 2) + (1 x 1) = 111
3.
SISTEM BILANGAN HEXSADESEMAL
Sistem bilangan
heksadesimal mempunayai basis/radik/base 16, sehingga mempunya 16 lambang/kode,
yaitu : 0 1 2
3 4 5
6 7 8
9 A B
C D F. Sistem bilangan ini digunakan untuk
menyandi / memendekan sistem bilangan biner. Salah satu bidang pengembangan
yang paling luas dewasa ini adalah mikrokomputer. Pada saat anda memprogram, menganalisa
maupun memeriksa sebuah mikrokomputer, Anda akan membutuhkan bilangan heksadesimal.
Perhatikan Tael dibawah ini :
|
Desimal
|
Heksadesimal
|
Biner
|
Octal
|
|
Desimal
|
Heksadesimal
|
Biner
|
Octal
|
|
0
|
0
|
0000
|
0
|
|
8
|
8
|
1000
|
10
|
|
1
|
1
|
0001
|
1
|
|
9
|
9
|
1001
|
11
|
|
2
|
2
|
0010
|
2
|
|
10
|
A
|
1010
|
12
|
|
3
|
3
|
0011
|
3
|
|
11
|
B
|
1011
|
13
|
|
4
|
4
|
0100
|
4
|
|
12
|
C
|
1100
|
14
|
|
5
|
5
|
0101
|
5
|
|
13
|
D
|
1101
|
15
|
|
6
|
6
|
0110
|
6
|
|
14
|
E
|
1110
|
16
|
|
7
|
7
|
0111
|
7
|
|
15
|
F
|
1111
|
17
|
Konversi Heksadesimal Ke Biner
Caranya : Perhatikan kembali bobot bilangan
Biner
16 , 8 , 4 ,
2 , 1
sedang bilangan
Hek kode paling tinggi adalah F = 15,
maka yang memungkinkan menggunkan 4 Bit yaitu 8
4 2 1 karena jika dijumlah sama dengan 15. Dengan
demikian untuk mengkonversi dari bilangan heksa ke desimal dengan cara sbb
: setiap satu digit heksa dirubah
menjadi 4 bit biner.
Contoh :
1.
4A7 (16) = ………………(2)
4A7 (16) = 0100
1010 0111(2) = 01001010011(2) = 1001010011(2)
Keterangan :
4 = (0 x 8) + (1 x
4) + (0 x 2) + (0 x 1) = 0100
A= (1 x 8) + (0 x 4)
+ (1 x 2) + (0 x 1) = 1010
7 = (0 x 8) + (1 x
4) + (1 x 2) + (1 x 1) = 0111
2.
945,2B(16) = ……………….(2)
945,2B(16)
= 1001 0100 0101 ,
0010 1011 (2) = 100101000101,00101011 (2)
Konversi Biner Ke Heksadesimal
Caranya :
Kelompokan bilangan biner menjadi 4 bit dari bobot paling rendah atau dari
komah jika terdapat komah (lihat contoh 2), kemudian setiap 4 Bit Biner dirubah menjadi satu digit
Heksadesimal dengan aturan 8421
Contoh :
3 B 8 E
2. 110011101, 111001(2) = 1 1001 1101 , 1110
01(2) = 0001 1001 1101 , 1110
0100(2)
= 19D,E4(16)
Konversi Heksadesimal Ke Octal
Caranya :
Setiap satu digit Heksadesimal dirubah menjadi 4 bit Biner dengan aturan 8421,
kemudian setiap 3 bit Biner dirubah menjadi satu digit Octal dengan aturan 421.
Contoh :
1.
A3BF(16)
= 1010 0011 1011
1111(2)
= 1 010
001 110 111
111(2)
= 001 010
001 110 111
111(2)
= 1
2 1 6
7 7 (8) = 121677(8)
, Jadi A3BF(16) =
121677(8)
2.
Ba,c3(16) =
1011 1010 , 1100 0011(2)
= 10
111 010, 110 001 1(2)
= 010
111 010, 110 001 100(2)
=
2 7 2
, 6 1
4(8)
= 272,61(8)
Konversi Octal Ke
Heksadesimal
Caranya : Setiap digit Octal dikonversi dulu
menjadi 3 bit Biner(dasar 421), kemudian setiap 4 Bit Biner di Konversi menjadi
satu digit Heksadesimal(dasar 8421).
Contoh :
1.
4567(8) = …………….(16)
4765(8) = 100
111 110 101(2)
=
1001 1111 0101 (2)
= 9F5(16)
2. 751,436(8)
= 111 101 001,
100 011 110(2)
= 1 1110
1001, 1000 1111 0 (2)
= 0001 1110 1001 ,
1000 1111 (2)
= 1E9 , 8F(2)
SOAL-SOAL LATIHAN :
1.
Rubahlah bilangan biner dibawah ini kedalam
bilangan Desimal
a.
110111 c.
100111,1101
b.
101010 d.
1111001,001
2.
Rubahlah bilangan desimal dibawah ini
kedalam bilangan Biner.
a.
27 c.
276,875
b.
59 d.
49,435
3. Rubahlah bilangan Octal dibawah ini kedalam
bilangan Biner
a.
475 c.
724,32
b. 267 d. 652,71
3.
Rubahlah bilangan Hexsadesimal dibawah ini
kedalam bilangan Octal
a.
AB7 c.
BF,AD
b.
FD2 d.
A7F,2E
SISTEM
SANDI
Pada
perhitungan biasa, kebanyakan orang menggunakan bilangan Desimal. Perhitungan
Biner hanya digunakan dalam mesin komputer atau peralatan digital. Sehingga
untuk menghubungkan antara perhitungan
biasa oleh manusia dengan perhitungan oleh mesin digital perlu menjadi bilangan
desimal ke bilangan yang di wujudkan oleh mesin digital tersebut .
* Sandi BCD.
Jika setiap digit
dari suatu bilangan biner dinyatakan dalam persamaan binernya, maka langkah
pengkodean ini disebut Binery coded desimal (disingkat BCD).
Karena digit desimal besarnya mencapai angka 9, maka diperlukan 4 bit untuk
mengkode setiap digit (Kode biner untuk angka 9 ialah 1001).
Keuntungan
dari Kode BCD.
- Mudah mengubah menjadi desimal dan
mengubahnya kembali dari desimal
Kerugiannya
:
Kode BCD sering tidak digunakan dalam
komputer-komputer digiatl berkecepatan tinggi karena dua alasan :
- Kode BCD bilangan tertentu membutuhkan bit yang lebih
banyak dari kode biner, oleh kerena itu kurang efisien. Ini penting dalam
komputer-komputer digiatl karena jumlah tempat di dalam memori terbatas untuk
dapat meyimpan bit-bit itu.
Contoh :
12710 = 0001 0010 0111 (BCD)
12710 = 1111111(2) (Biner)
-
Proses-proses aritmatik untuk
bilangan-bilangan yang dinyatakan dalam kode BCD adalah lebih rumit daripada
kode biner sehingga memerlukan rangkaian yang kompleks, sehingga kecepatan
operasi-operasi arimatik semakin lambat.
·
SANDI 8421 BCD
Maksud sandi 8421 BCD sering disebut
sandi BCD saja, bahwa tiap kelompok empat bit bilangan biner ynag mengganti
bilangan desimal mempunyai urutan bobot bilangan : 8, 4, 2, 1 (mulai dari MSB
sampai LSB).
Untuk lebih jelasnya
lihat tabel di bawah ini :
Tabel Sandi BCD
|
Desimal
|
8
|
4
|
2
|
1
|
Konversi bilangan Desimal ke Kode
BCD
|
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Contoh :
|
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
87610 akan diubah
menjadi kode BCD
|
|
2
|
0
|
0
|
1
|
0
|
8 7 6
|
|
3
|
0
|
0
|
1
|
1
|
|
|
4
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1000 0111
0110
|
|
5
|
0
|
1
|
0
|
1
|
Jadi 87610 = 1000
0111 0110 BCD
|
|
6
|
0
|
1
|
1
|
0
|
|
|
7
|
0
|
1
|
1
|
1
|
|
|
8
|
1
|
0
|
0
|
0
|
|
|
9
|
1
|
0
|
0
|
1
|
|
·
Sandi BCD lain :
|
Desimal
|
5421
|
2*421
|
7421
|
74
|
|
0
|
0000
|
0000
|
0000
|
0000
|
|
1
|
0001
|
0001
|
0001
|
0111
|
|
2
|
0010
|
0010
|
0010
|
0110
|
|
3
|
0011
|
0011
|
0011
|
0101
|
|
4
|
0100
|
0100
|
0100
|
0100
|
|
5
|
1000
|
1011
|
0101
|
1010
|
|
6
|
1001
|
1100
|
0110
|
1001
|
|
7
|
1010
|
1101
|
1000
|
1000
|
|
8
|
1011
|
1110
|
1001
|
1111
|
|
9
|
1100
|
1111
|
1010
|
1110
|
Tugas :
Buat Resume Tentang
:
1.Sandi Gray
2.Sandi Exes-3
3.Kode ASCII
4.Bilangan Negatif
ALJABAR BOOLEAN
Pada dasarnya Aljabar Boolean mempunyai
persamaan dan pernyataan yang sama dengan Aljabar biasa, hanya ada beberapa
dalil(hukum) yang hanya berlaku pada Aljabar Boolean.
Aljabar Boolean (George Boole, seoarang
matematikus bangsa Inggris 1815 – 1864) digunakan untuk mendesain logic system
dan digital control system, sedangkan set
biner digunakan pada komputer untuk perhitungan, untuk menggantikan sistem
desimal.
Hukum-hukum
Pada Aljabar Boolean
a.
Hukum Komutatif
A .
B = B . A
A + B
= B + A
b.
Hukum Assosiatif
A .
B . C = (A . B) . C = A . (B . C)
A +
B + C = (A + B) + C = A + (B + C)
c.
Hukum Distributif
A . (B
+C) = A . B
+ A . C
A + B .
C =
(A + B)(A + C)
d.
Hukun Absoropsi/ Redundance Law
A + A .
B = A
A . (A
+ B) = A
A +
A = A
A . A = A
e.
Hukum Indentity (Kedaan Universal)

f.
Fungsi yang berhubungan dengan 1 dan 0
A . 1 = A 1
+ 1 = 1
A + 1 =
1 1 . 1 = 1
A . 0 = 0 1
+ 0 = 1
A + 0 = A 1 . 0
= 0
g.
Hukum De’morgan

h. 
Dengan memakai hukum-hukum diatas maka
dapat dibuktikan suatu persamaan dalam fungsi Boolean, misalnya :
Buktikan bahwa : 
Bukti :
Dapat dibuktikan dengan
tabel kebenaran
![]() |
A
|
B
|
|
|
A +
|
A + B
|
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
|
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
|
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
|
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
|
|
|
||||||
|
Terbukti dengan tabel
kebenaran nilai
|
||||||
|
|
||||||
3.
Butikan : (A + B)(A + C) = A + BC
= A . 1 + BC
= A ( 1 + B) + BC
= A + AB + BC
= A . 1 + AB + BC
= A (1 + C) +
AB + BC
= A + AC + AB + BC
= AA + AC + AB + BC
= A (A + C) + B (A + C)
= (A + B)(A + C)
Bukti
dengan tabel kebenaran
|
A
|
B
|
C
|
BC
|
A + B
|
A + C
|
A + BC
|
(A +B)(A + C)
|
||
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
||
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
||
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
||
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
||
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
||
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
||
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
||
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
|
1
|
4.
Sederhanakan persamaan 
Penyelesaian
:


Cara membuat tabel
kebenaran jika diketahui persamaan Boolean.
Contoh :Buatlah
tebel kebenaran jika diketahui persamaan :
1. 
2. 
Penyelesaian
1.
Kesimpulan
:
|
A
|
B
|
C
|
AB
|
BC
|
AC
|
F=AB
+ BC + AC
|
|
INPUT
|
OUTPUT
|
||
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
|
A
|
B
|
C
|
F
|
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
|
0
|
0
|
0
|
0
|
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
|
0
|
0
|
1
|
0
|
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
|
0
|
1
|
0
|
0
|
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
|
0
|
1
|
1
|
1
|
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
|
1
|
0
|
0
|
0
|
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
|
1
|
0
|
1
|
1
|
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
|
1
|
1
|
0
|
1
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
1
|
1
|
1
|
2.
Kesimpulan
|
A
|
B
|
C
|
|
|
|
(A+B)
|
B+C
|
|
|
|
F
|
|
INPUT
|
OUTPUT
|
||
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
|
A
|
B
|
C
|
F
|
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
|
0
|
0
|
0
|
1
|
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
|
0
|
0
|
1
|
1
|
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
|
0
|
1
|
0
|
1
|
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
|
0
|
1
|
1
|
0
|
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
|
1
|
0
|
0
|
1
|
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
|
1
|
0
|
1
|
0
|
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
|
1
|
1
|
0
|
1
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
1
|
1
|
0
|
KARNAUGH MAPS
v
Metode Aljabar untuk menyederhanakan fungsi
binair dapat digunakan untuk menyelesaikan kasus “Sederhana”, dan akan
menjadi sulit dan memakan waktu untuk fungsi yang berbentuk makin “Kompleks”,
·
Diperlukan penggunaan “Trick”
tertentu untuk penyelesaian;
·
Sulit mengetahui secara meyakinkan, bahwa
hasilna sudah “Final” dan tidak dapat disederhanakan lagi.
v
Metode Grafis digunakan untuk penyelesaian fungsi “Komplek” dan
memberikan hasil yang paling sederhana, tanpa perlu menggunakan “trick”
khusus.
·
Penyelesaian jauh lebih cepat disbanding
dengan metode aljabar
·
Karnaugh Map terbentuk dari 2n
persegi yang disususn dalam bentuk matrik, dimana parameter n = banyaknya
variabel dari fungsi yang harus disederhanakan.
v
Keunggulan Metode Karnaugh Map (K-Map)
1.
Metode ini lebih cepat dan lebih mudah
disbanding dengan penyederhanaan aljabar, dan tidak memerlukan usaha berlebihan
untuk mencapai penyelesaian optimal.
2.
Bila terdapat lebih dari satu penyelesaian
yang mungkin, K-Map akan dapat memperlihatkan hasil-hasil alternatif yang
berbeda tersebut.
3.
Kondisi”Don’t Care” secara mudah dapat
diambil untuk memperhitungkan dalam mencari penyelesaian.
v Cara menyusun K-Map
1.
1 Variabel (A) , n = 1, maka 21
= 2 persegi
![]() |
|||||
![]() |
|||||
|
|||||
2.
2 Variabel (AB), n = 2, maka 22
= 4 persegi
![]() |
3.
3 variabel (ABC), n = 3, maka 23
= 8 persegi
![]() |
4.
4 variabel (ABCD), n = 4, maka
24 = 16 persegi
![]() |
5. 5 variabel (ABCDE), n = 5, maka 25 = 32
persegi
![]() |
Contoh dalam penyelesaian dalam K-Map
![]() |
Pada lingkaran 1 didapat sebagai berikut :
v Pada kolom
dan
terdapat variabel yang berlawanan yaitu B, maka tinggal
variabel 
v Pada baris
dan C
terdapat variabel yang
berlawanan yaitu C, maka tinggal variabel 
v Maka lingkaran 1, maka dapat
disimpulkan f1 = 
Dengan cara yang sama maka f2 = A
D, dan f3 = A
D, sehingga persamaan Boolean pada K-Map diatas adalah :
F = f1 +
f2 + f3 =
+ A
D + A
D
Dapat ditulis cara lain sebagai berikut :
F =
= 
SOAL :
Carilah persamaan Boolean jika diketahui peta K-Map seperti dibawah
ini :
![]() |
|||
![]() |
|||
![]() |
|||
![]() |
|||
![]() |
|||


















No comments:
Post a Comment