Macam-macam arsitektur aplikasi
Client-Server beserta kelebihan dan kekurangannya yaitu :
1. Standalone (one-tier)
Pada
arsitektur ini semua pemrosesan dilakukan pada mainframe. Kode aplikasi, data
dan semua komponen sistem ditempatkan dan dijalankan pada host. Walaupun
computer client dipakai untuk mengakses mainframe, tidak ada pemrosesan yang
terjadi pada mesin ini, dan karena mereka “dump- client” atau “dump-terminal”.
Tipe model ini, dimana semua pemrosesan terjadi secara terpusat, dikenal
sebagai berbasis-host. Sekilas dapat dilihat kesalahan pada model ini. Ada dua
masalah pada komputasi berbasis host: Pertama, semua pemrosesan terjadi pada
sebuah mesin tunggal, sehingga semakin banyak user yang mengakses host, semakin
kewalahan jadinya. Jika sebuah perusahaan memiliki beberapa kantor pusat, user
yang dapat mengakses mainframe adalah yang berlokasi pada tempat itu,
membiarkan kantor lain tanpa akses ke aplikasi yang ada.
|
>>
Keuntungan arsitektur standalone (one-tier):
- Cepat dalam merancang
dan mengaplikasikan
>> Kelemahan arsitektur
standalone (one-tier):
- Menyebabkan
perubahan terhadap salah satu komponen diatas tidak mungkin dilakukan, karena
akan mengubah semua bagian.
- Tidak
memungkinkan adanya re-usable component dan code.
2. Client/Server (two tier)
Dalam
model client/server, pemrosesan pada sebuah aplikasi terjadi pada client dan
server. Client/server adalah tipikal sebuah aplikasi two-tier dengan
banyakclient dan sebuah server yang dihubungkan melalui sebuah jaringan.
Aplikasi ditempatkan pada computer client dan mesin database dijalankan pada
server jarak-jauh. Aplikasi client mengeluarkan permintaan ke database yang
mengirimkan kembali data ke client-nya.
Model Two-tier terdiri dari tiga
komponen yang disusun menjadi dua lapisan : client (yang meminta serice) dan
server (yang menyediakan service).
3. Three Tier
Arsitektur
Three Tier merupakan inovasi dari arsitektur Client Server. Pada arsitektur
Three Tier ini terdapat Application Server yang berdiri di antara Client dan
Database Server. Contoh dari Application server adalah IIS, WebSphere, dan
sebagainya. Application Server umumnya berupa business process layer, dimana
bisa didevelop menggunakan PHP, ASP.Net, maupun Java. Sehingga kita menempatkan
beberapa business logic kita pada tier tersebut. Arsitektur Three Tier ini
banyak sekali diimplementasikan dengan menggunakan Web Application. Karena
dengan menggunakan Web Application, Client Side (Komputer Client) hanya akan
melakukan instalasi Web Browser. Dan saat komputer client melakukan inputan
data, maka data tersebut dikirimkan ke Application Server dan diolah
berdasarkan business process-nya. Selanjutnya Application Server akan melakukan
komunikasi dengan database server.
Biasanya,
implementasi arsitektur Three Tier terkendala dengan network bandwidth. Karena
aplikasinya berbasiskan web, maka Application Server selalu mengirimkan Web
Application-nya ke computer Client. Jika kita memiliki banyak sekali client,
maka bandwidth yang harus disiapkan akan cukup besar, Sedangkan network
bandwidth biasanya memiliki limitasi (batasan). Oleh karena itu biasanya, untuk
mengatasi masalah ini, Application Server ditempatkan pada sisi client dan
hanya mengirimkan data ke dalam database server. Konsep model three-tier adalah
model yang membagi fungsionalitas ke dalam lapisan-lapisan, aplikasi-aplikasi
untuk mendapatkan skalabilitas, keterbaharuan, dan keamanan.
>> Kelebihan arsitektur
Three Tier :
- Segala
sesuatu mengenai database terinstalasikan pada sisi server, begitu pula dengan
pengkonfigurasiannya. Hal ini membuat harga yang harus dibayar lebih kecil.
- Apabila
terjadi kesalahan pada salah satu lapisan tidak akan menyebabkan lapisan lain
ikut salah
- Perubahan
pada salah satu lapisan tidak perlu menginstalasi ulang pada lapisan yang
lainnya dalam hal ini sisi server
ataupun sisi client.
>> Kekurangan arsitekture
Three Tier :
- Lebih
susah untuk merancang
- Lebih
susah untuk mengatur
4. Multi Tier
Arsitektur
Multi Tier adalah suatu metode yang sangat mirip dengan Three Tier. Bedanya, pada
Multi Tier akan diperjelas bagian UI (User Interface) dan Data Processing. Yang
membedakan arsitektur ini adalah dengan adanya Business Logic Server. Database
Server dan Bussines Logic Server merupakan bagian dari Data Processing,
sedangkan Application Server dan Client/Terminal merupakan bagian dari UI.
Business Logic Server biasanya masih menggunakan bahasa pemrograman terdahulu,
seperti COBOL. Karena sampai saat ini, bahasa pemrograman tersebut masih sangat
mumpuni sebagai business process.
Multi-tier
architecture menyuguhkan bentuk three – tier yang diperluas dalam model fisik
yang terdistribusi. Application server dapat mengakses Application server yang
lain untuk mendapat data dari Data server dan mensuplai servis ke client
Application.
>> Kelebihan arsitektur
Multi tier :
- Dengan
menggunakan aplikasi multi-tier database, maka logika aplikasi dapat dipusatkan
pada middle-tier, sehingga
memudahkan untuk melakukan control terhadap client-client yang mengakses middle
server dengan mengatur seting pada dcomconfig.
- Dengan
menggunakan aplikasi multi-tier, maka database driver seperti BDE/ODBC untuk
mengakses database hanya perlu diinstal sekali pada middle server, tidak perlu
pada masing-masing client.
- Pada
aplikasi multi-tier, logika bisnis pada middle-tier dapat digunakan lagi untuk
mengembangkan aplikasi client lain,sehingga mengurangi besarnya program untuk
mengembangkan aplikasi lain. Selain itu meringankan beban pada tiap-tiap mesin
karena program terdistribusi pada beberapa mesin.
- Memerlukan
adaptasi yang sangat luas ruang lingkupnya apabila terjadi perubahan sistem
yang besar.
>> Kekurangan arsitektur
Multi tier :
- Program
aplikasi tidak bisa mengquery langsung ke database server, tetapi harus
memanggil prosedur-prosedur yang telah dibuat dan disimpan pada middle-tier.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
No comments:
Post a Comment